Senin, 02 Agustus 2010

Slash Menggoncang Surabaya Rock City

Slash, gitaris legendaris dunia, hanya bisa melongo, tatapannya begitu bingung dan tidak tahu harus menjawab apa. Itu semua akibat seorang wartawan media lokal yang bertanya,”Mister Slash, apakah anda tahu tentang alat musik tradisional Indonesia seperti angklung dan gamelan? Apakah Anda punya rencana untuk mengkolaborasikan permainan Anda nanti malam dengan alat musik tradisional Indonesia?”

Setelah dijelaskan dengan lebih rinci bahwa angklung adalah alat musik dari bamboo dan gamelan adalah alat musik pukul pentatonis, dengan pasrah Slash hanya menjawab,”Saya tidak tahu apa-apa tentang alat musik tradisional itu.”

Pertanyaan lain diajukan oleh seorang wartawan kepada Mahaka Entertainment, penyelenggara konser Slash di Indonesia. “Kenapa tidak diselenggarakan di Stadion Tambaksari?” ini pertanyaan yang sangat menarik. Sebab jika memang jadi diadakan di Stadion Tambaksari dengan harga tiket jauh lebih murah, konser ini sangat berpotensi untuk mengalahkan pamor konser Sepultura yang rusuh total di tempat yang sama pada tahun 1992.

Hasani Abdulgani, presiden direktur Mahaka Entertainment, menanggapinya dengan alasan bahwa potensi chaos di Tambaksari jauh lebih besar daripada penyelenggaraan di Jatim Expo. Apalagi di saat yang sama, stadion ini menggelar konser dangdut akbar yang mendatangkan Trio Macan.

Wartawan lain, mengajukan pertanyaan kepada Slash,”Bagaimana perasaan Anda, konser di Surabaya nanti malam?” Dengan gerakan yang sangat minimalis, mantan gitaris Guns N' Roses ini menjawab,”It’s gonna be great concert!”

Slash benar, tanpa mulut besar ia membuktikan kualitas seorang legenda di hadapan publik Surabaya pada Sabtu (31/7) malam lalu.
Sejak sore hari antrian penonton mengular untuk menukarkan kupon dengan tiket asli yang dikeluarkan Mahaka di detik terakhir menjelang konser. “Untuk menghindari pembajakan tiket,” kata seorang humas Mahaka. Di luar gedung pertemuan berdaya tampung sepuluh ribu orang ini dipajang berbagai booth yang menampilkan gambar Slash dalam ukuran besar. Membuat para penggemar Slash puas berfoto.

Konser ini dibuka oleh All Indonesian Rock Stars yeng terdiri dari Candil (eks-vokalis Seurieus); John Paul Ivan (eks-gitaris Boomerang); Yuke (basssist Dewa19); Yoyo (Padi), Andy (/rif), dan Baron (Baron Soulmate).

Histeria massa muncul menandai datangnya Slash. Living legend dengan style unik tersebut masih setia hadir dengan rambut gondrong menutup muka lengkap dengan topi tinggi. Mengenakan kaos tanpa lengan dengan sablon bergambar wajah Sid Vicious, Slash datang dengan spotlight yang setia mengikuti kemana pun Slash berjalan.

Tanpa basa-basi Myles Kennedy, vokalis Alter Bridge yang menemani Slash dalam konser Indonesia, menggebrak dengan nomor "Ghost" dari album selftitled Slash. Permainan gitar tempo cepat ala Slash muncul ditingkahi suara flamboyan milik Myles. Ini adalah lagu pembuka yang sangat tepat.

Sayangnya publik Surabaya tidak cepat panas. Histeria yang muncul di awal tenyata tidak berlanjut pada gerakan-gerakan liar para penonton seiring dengan permainan Slash yang memicu adrenalin. Sebagai gantinya, mulai muncul banyak kunang-kunang yang menganggu pandangan.
Ini bukan tentang serangga kecil yang menyala di malam hari tersebut, melainkan ribuan layar ponsel berbagai jenis dengan kamera megapiksel yang berkelap-kelip menyala di kegelapan. Hampir semua penonton mengangkat ponsel lengkap dengan mode perekam instan. Tampak tidak ingin melewatkan momen konser legenda dunia yang bisa jadi tidak mungkin terulang kedua kali di Surabaya.

Namun ribuan "kunang-kunang" itu hilang perlahan berganti dengan tarian liar yang mengiringi nomor-nomor lawas dari Guns N Roses, Slash's Snakepit serta Velvet Revolver. Nomor-nomor seperti "Rocket Queen", "Sucker Train Blues", "Slither", dan "Night Train". Semuanya menampilkan permainan apik dari Slash.

Masa berubah seperti piranha yang diberi umpan segar ketika intro gitar nan klasik "Sweet Child O’Mine" muncul perlahan. Permainan Slash yang mudah ditebak membuat penonton kegirangan dan kemudian terjadilah koor massa. Myles harus mengakui suaranya tertelan ribuan mulut menganga publik Surabaya pada lagu ini.

Lagu-lagu baru dari album selftitled juga dimainkan, seperti single "Nothing To Say", "Back From Cali", "By The Sword", dan "Watch This". Pada lagu "Starlight", permainan gitar Slash mengalun sendu di awal. Mengajak para penonton untuk bernafas. Selama konser ini Slash memang hadir sadis. Tidak banyak kata yang keluar dari mulutnya. Antara lagu satu dengan lagu berikutnya hampir tidak berjarak. Menonton konser inihampir sama seperti mendengarkan iPod yang terisi playlist Slash.

Seluruh permainan dihadirkan dengan dingin tanpa basa basi. Semua dikemas dengan permainan yang cantik namun berbahaya.
Virtuositas Slash muncul saat bermain solo dalam sebuah komposisi tanpa nama. Permainan melodi yang melengking dan raungan gitar khas Slash muncul. Komposisi sepanjang hampir enam menit ini disambung dengan theme song film Godfather yang skillful. Tidak ada kata tua buat permainan gitar seorang Slash.

Wahyu, seorang penonton yang jauh datang dari Jogja tidak dapat melepaskan mata dari aksi-aksi maut yang dibawakan Slash. Ponsel berkamera miliknya tidak berhenti merekam tingkah polah Slash yang menghibur hampir selama dua jam tersebut. “Kapan lagi nonton Slash di Indonesia!” ujarnya setengah berteriak pada jeda antar lagu.

Menurut salah satu sumber, banyak penontong dari luar kota yang berbondong-bondong datang ke Surabaya, diantaranya Bali, Jogja, Malang, dan beberapa kota lainnya. Sama seperti Wahyu, mereka datang menempuh puluhan bahkan ratusan kilometer untuk menonton legenda hidup bernama Slash. Presiden direktur Mahaka Entertainment, Hasani Abdulgani dalam press conference beberapa jam sebelum konser mengatakan,”Setelah Jimi Hendrix, kita punya Slash,” bisa jadi ia benar.

Seusai konser pada dini hari Minggu (2/8) melalui komputer miliknya di hotel Shangrilla, Slash memuji penonton Surabaya via akun Twitter miliknya (@Slash). "Surabaya is an amazing R & R destination. I cant believe I never came here before. Fuck, they lost their minds!"

Tidak ada komentar: